Sistem informasi akutansi (accounting
information system)
Penerbit SALEMBA EMPAT
Dasaratha v. Rama/Frederick L.jones
Bab 1
Mengenal sistem informasi
Dalam bab satu ini anda mampu memahami
tentang :
-
Ruang
lingkup sistem informasi akutansi (SIA)
-
Memahami cara
bagaimana SIA digunakan
-
Memahami
aplikasi dan peranti lunak akutansi
-
Memahami
berbagai peran akutan yang berkaitan dengan Sistem informasi akutansi(SIA)
·
memahami ruang lingkup sistem informasi
akutansi(SIA)
dalam memahami ruang lingkup sistem
informasi akutansi kita harus mengenal sistem informasi akutansi itu sendiri,
pengertian dari SIA adalah suatu subsistem dari SIM yang menyediakan informasi
akutansi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin
atas transaksi akutansi. Sehingga SIM merupakan seperankat subsistem yang
bersifat penting dan informasi yang berbeda diperlukan untuk menjalankan fungsi
– fungsinya
·
Memahami
cara bagamana SIA digunakan
Ada lima macam penggunaan informasi
akutansi diantaranya :
1. Membuat laporan eksternal
Perusahaan menggunakan SIA untuk menghasilkan laporan-laporan
kebutuhan seperti keuangan, SPT pajak
2. Mendukung aktivitas rutin
SIA digunakan untuk operasi rutin sepanjang siklus operasi
perusahaan into sendiri contohnya menerima pelanggan dan menagih kas ke
pelanggan
3. Mendukung pengambilan keputusan
Informasi ini sangat penting karena untuk merencanakan produk
baru, memutuskan produk produk apa saja yang harus ada di persediaan
4. Perencanaan dan pengendalian
Sistem informasi ini digunakan untuk pemindai mencatatat barang
yang dibeli dan di jual yang mengakibatkan terkumpulnya jumla informasi yang
sangat banyak dengan biaya yang rendah
5. Menerapkan pengendalian internal
Sistem informasi ini digunakan untuk melindungi asset asset
perusahaan dari kerugian atau korupsi dan untuk memelihara keakuratan data
keuangan
·
Memahami
aplikasi dan peranti lunak akutansi
Interaksi yang terdapat dalam aplikasi ini sistem informasi
akutansi dan seorang pengguna terutama terdiri atas :
1. Pencatatan kejadian
2. Pengentrian informasi tentang
pemasok,pelanggan,karyawan & produk
3. Pencetakan dokumen
4. Pencetakan laporan
5. Pelaksanaan permintaan informasi khusus untuk
suatu maksud
·
Memahami
berbagai peran akuntan berkaitan dengan sistem SIA
Cara lain memahami SIA yaitu dengan mempertimbangkan hubungan
antara sistem SIA dan pekerjaan akuntan. (IFAC) international federatuin of
accountants menerbitkan sebuah laporan “teknologi informasi dalam kurikulum
akutansi” yang mengidintifikasi empat peran dimana akuntan menggunakan
teknologi inforasi :
1. Penggunaan
2. Manajer
3. Konsultan
4. Evaluator
Bab 2
Didalam bab 2 ini kita membahas tentang proses bisnis dan data SIA
Dimana nantinya kita dapat memahami dari:
- Siklus transaksi
- Mengenai konsep dasar file
- Organisasi data dalam sistem computer
- Penggunaan file induk dan file transaks
Memahami siklus transaksi
Didalam siklus transaksi/pendapatan terdapat operasi sebagai
berikut :
- Merespon permintaan informasi dari pelanggan
- Membuat perjanjian dengan para pelangga untuk menyediakan barang dan jasa di masa mendatang
- Menyediakan jasa atau mengirim barang ke pelanggan
- Menagih pelanggan
- Melakukan penagihan uang
- Menyetorkan uang kas ke bank
- Menyusun laporan
Konsep dasar file
Didalam akutansi pada dasarnya suatu
informasi itu sangat penting bagi para akuntan untuk mengetahui bagaimana
sistem informasi beroprasi. Pengetahuan itulah yang menyediakan jasa konsultasi
dan desain sistem kedalam file file akuntan. Para akuntan harus terbiasa dengan
proses bisnis sebelum mereka dapat mengevaluasi atau mendesain satu sistem
informasi akutansi.
Didalam akuntan
adanya pedoman mengakui kejadan yang fungsinya untuk focus pada pergeseran
tanggung jawab didalam proses bisnis untuk mengidentifikasi kejadian.
- Pedoman pertama : kenali kejadian pertama dalam suatu proses ketika seseorang atau suatu departemen dalam sebuah organisasi menjadi bertanggung jawab terhadap suatu aktivitas.
- Pedoman yang kedua : abaikan aktivitas yang tidak memerlukan keikutsertaan agen internal.
- Pedoman yang ketiga : kenali kejadian baru ketika tanggung jawab dipindahkan dari satu agen internal keagen internal lainnya.
- Pedoman yang ke empat : kenali kejadian baru ketika suatu proses sudah di interuosi dan dilanjutkan kemudian oleh agen internal yang sama. Setelah interupsi seseorang diluar organisasi atau prose situ mungkin memulai proses tersebut. Sebagai alternative, prose situ dapat dilanjutkan pada suatu waktu yang sudah dijadwalkan
- Pedoman yang kelima : gunakan satu nama kejadian dan uraian yang mencerminkan sifat mum dari kejadian itu.
Organisasi
data dalam sistem computer
Pembahasan
organisasi data ini menjelaskan tentang mengidentifikasi kejadian satu motivasi
penting tentang uraian naratif mengenai suatu proses bisnis.
Karena
SIA berhubungan erat dengan kejadian, SIA merekam data tentang berbagai
kejadian. Mulai perjanjian dengan para pelanggan, barang atau jasa yang
disediakan kepada pelanggan, jumlah terutang dari para pelanggan.
- Sistem manual untuk siklus pendapatan buku besar
Dalam pembahasan ini sebelumnya menggunakan sebuah sistem
terkomputerisasi untuk merekam kejadian data akutansi. Sebelum pembahasan
dengan sistem komputerisasi data akutansi dengan sistem pembukuan manual. dalam
pembukuan tersebut mengasumsikan bahwa telah belajar dasar dasar terjadinya pembukuan
- Arsip dalam SIA yang terkomputerisasi
Sebelumnya
pembahasan mengenai pembukuan yang menekankan pada pencatatan kejadian secara
manual sebelum terkomputerisasi. Perlu diketahui mengenai konsep – konsep
penting mengenai file yang perlu dipelajari untuk memahami bagaimana data di
organiasikan dalam suatu sistem terkomputerisasi, yaitu, entity, field, record,
file, transaction file, master file, referecnce data, reference field, summary
data, summary field.
Teks
ini akan berfokus pada kejadian pesanan dalam siklus dan tidak memerhatikan
kejadian yang lain seperti, pengambilan, pengiriman, penagihan dan penarikan
kas.
Penggunaan
file dan jenis data
- Jenis – jenis file dan data
Ada dua
jenis penting dari file data yaitu, file induk dan file transaksi. Seorang
akuntan baik dalam peran sebagi perancang atau penilai perlu mengetahui
informasi apa yang disimpan dan bagai mana pengorganisasiannya.
Dalam
mempelajari SIA, seseorang harus memperhatikan file induk dan file transaksi
yang mendukung proses bisnis tertentu.
- File induk
File
induk mempunyai ciri-ciri berikut :
- File induk menyimpan data yang relative permanen, contohnya :
- File persediaan(barang dan jasa)
- File pelanggan (agen-agen eksternal)
- File karyawan(agen-agen internal)
- File induk tidak menyediakan perincian mengenai transaksi-transaksi individual
- Data yang disimpan memiliki karakteristik seperti :
- Data acuan : adalah data deskriptif yang relative permanen dan tidak dipengaruhi oleh transaksi.
- Data ringkasan diubah ketika kejadian, seperti pesanan dan pengiriman terjadi. Kuantitas persediaan di tangan adalah suatu contoh dari beberapa file induk mungkin hanya terdiri atas data acuan, tanpa adanya data ringkasan.
- Barang atau jasa
Barang dan jasa di peroleh selama kejadian
dalam siklus pemerolehan dan pendapatan organisasi. Barang-barang dan jasa pada
umumnya mencakup data acuan dan ringkasan
- Agen eksternal
Adalah orang – orang atau unit organisasi
yang berada diluar perusahaan
Contohnya meliputi pelanggan, pemasok dan
bank.
- Agen internal
Adalah orang-orang atau unit organisasi yang
bertanggung jawab atas berbagai kejadian di dalam suatu proses bisnis.
File
transaksi
File
transaksi mempunyai ciri-ciri berikut :
- File transaksi menyimpan data tentang kejadian seperti pesanan, pengiriman dan penagihan kas
- File transaksi biasanya mencakup suatu field untuk tanggal transaksi
- File transaksi biasanya mencakup informasi kuantitas dan harga.
- Kejadian pertama di dalam siklus di ikuti oleh kejadian yang lain
Hubungan
antara file transaksi dan file induk
Empat
file bekerja sama untuk mencatat informasi tentang suatu pesanan sebagai
berikut :
- File pesanan memberikan tanggal bahwa pesanan diterima
- Untuk mempelajari bagamana pelangggan membuat pesanan, sistem menunjuk pada data acuan dalam record untuk pelangga
- Untuk mengetahui barang yang di pesan, sistem akan memeriksa file pesanan untuk setiap record
- Untuk memperoleh nama penulis, judul, dan harga buku yang dipesan, sistem mengacu pada data acuan dalam file persediaan.
Manfaat
pemisahan informasi ke dalam record induk dan transaksi
Ketika
mencatat suatu pesanan (menambah record ke file pesanan) untuk pelanggan yang
ada, petugas pencatat pesanan di bebaskan dari beban mengenai pencatatan nama
dan alamat pelanggan karena itu telah tersedia di dalam file pelanggan.
Transaksi mempunyai dua karakteristik umum diataranya tanggal dan kuantitas
yang harus dimasukan. Pemahaman mengenai bagaimana file induk dan transaksi
bekerja sama adala penting untuk meneliti suatu aplikasi akutansi dan harus
dicapai dalam konteks proses bisinis yang sedang dipelajari.
Bab 3
Mendokumentasikan
sistem akutansi
Didalam
bab ini akan membahas tentang :
- Informasi yang disajikan dalam diagram aktivitas UML
- Perbedaan antara overview activity diagram dengan detailed activity diagram
- Konsep dan symbol diagram aktivitas UML
Informasi
yang disajikan dalam diagram aktivitas UML
(UML)
unfied modeling language adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan,
memvisualisasikan, membagun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi. UML
ini dikembangkan bertujuan sebagai alat untuk analisis dan desain berorientasi
objek yang dibuat oleh Grady booch, Jim Rumbaugh, dan ivar jacbson. Penggunaan
UML dalam industry terus meningkat karena merupakan standar terbuka yang
menjadikan sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam industry perangkat lunak
dan pengembangan sistem. Standar ini terus dikembangkan dan diperbaharui dengan
pengawasan dan control dari Object Managemen Group (OMG) yaitu sebuah
keanggotaan terbuka, konsorsium yang tidak berorientasi laba dari perusahaan –
perusahaan dalam industry computer.
Sebelum
kita memahami suatu diagram aktivitas, secara umum kita tetap dapat memahaminya
diagram tersebuat yang membuat bermanfaat seperti :
- Baik peta maupun diagram aktivitas menyediakan represenasi informasi grafis yang lebih mudah dipahami dbandingkan naratif
- Peta menggunakan lambang standar untuk menyampaikan informasi
- Peta dan diagram aktivitas dibuat oleh ahlinya tetapi dibaca oleh para pemakai dengan sedikit pelatihan
- Diagram aktivitas dapat menyediakan gambaran tingkat tinggi seperti halnya juga yang tingkat rendah.
Perbedaan
overview activity dan diagram detailed activity
- Overview diagram menyajikan suatu pandangan tingkat tinggi dari proses bisnis dengan mendokumentasikan kejadian – kejadian penting, uruta kejadian – kejadian ini dan aliran informasi antar kejadian.
- Detailed diagram sama dengan peta dari sebuah kota. Diagram ini menyediakan suatu penyajian yang lebih detail dari aktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua kejadian yang ditunjukan pada overview diagram.
UML adalah satu dari
banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat medel SIA. Dua teknik yang
umum adalah data flow diagram(DFD) dan bagan arus sistem(system flowchart)
Memahami
overview activity diagram
Sebelum
menjelaskan bagaimana cara menggambarkan diagram aktivitas kita perlu
mempelajari bagaimana cara membacanya ini menunjukan narasi yang sama kecuali
bahwa siklus tersebut disusun menurut kejadian.
Contoh
kejadian angelo dinner :
- Menerima pesanan
- Menyiapkan makanan
- Menyajikan makanan
- Mencatat penjualan
- Menutup register
- Rekonsilasi
Itu
semua pada umumnya arus sistem (system flowchart) gambaran didalam aktivtias
suatu pemecahan masalah. Memisahkan aktivitas atau kejadian menurut orang atau
departemen yang bertanggung jawab atas kejadian atau aktivitas tertentu :
- Agen – agen diluar organisasi itu(misalnya, pelanggan) juga diwakili oleh swimlane.
- Terakhir sistem computer( dalam hal ini register) digunakan untuk mencatat dan memproses data SIA oleh Swimlane Lingkaran penuh menunjukan awal proses
- Enam kejadian menunjukan segi empat panjang
Membuat
overview activity diagram
Bagian ini menjelaskan bagaimana cara membaca
overview activity diagram dengan menggunakan symbol dasar yang dijelaskan
artinya. Bagian ini memberikan petunjuk yang terperinci dalam membuat overview
activity diagram.
- Langkah- langkah untuk membuat diagram aktivitas :
- Membaca uraian narasu dan mengidentifikasi kejadian penting
- Membubuhi keterangan pada narasi agar lebih jelas.
- Menunjukan agen yang terlibat didalam proses bisnis dengan menggunakan simlanes
- Membuat diagram untuk masing – masing kejadian
- Menggambarkan dokumen yang dibuat dan digunakan didalam proses bisnis
- Menggambarkan tabel file yang dibuat dan digunakan didalam proses bisnis.
Memahami
detailed activity diagram
Pembahasan
ini memperkenalkan detailed activity diagram. Overview diagram yang dibahas
sebelumnya bermanfaat dalam memahami kejadian – kejadian penting pada suatu
proses bisnis. Flowchart pada angelo dinner menunjukan narasi antonasi lainnya
membuat overview diagram. Kita mengidentifikasi kejadian dalam proses bisnis
untuk membuat detailed diatram.
Bab 4
Mengidentifikasi
resiko dan pengendalian dalam proses bisnis
- Kerangka kerja pengendalian internal : sasaran dan komponen
- Pelaksanaan sistem informasi, pelindung asset dan sasaran kinerja
- Resiko pelaksanaan dan kejadian siklus pemerolehan dan pendapatan
- Resiko pencatatan dan pembaruan dalam sistem buku besar
- Penendalian arus kerja yang digunakan mengurangi resiko
Kerangka
kerja pengendalian internal
Dalam bab
ini membahas sasaran pengendalian internal penting dari suatu organisasi dan
resiko tidak tercapainya sasaran ini yang nantinya menjelaskan bagaimana
seseorang dapat menentukan resiko resiko dengan menggunakan konsep.
Pengendalian
internal(internal control) adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan
direksi entitas, manajemen dan personel yang lainnya yang direncanakan untuk
memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian sasaran kategori
efektivitas dan efesiensi operasi kendalaan laporan dan ketaan terhadap hukum
peraturan yang berlaku.
- Tanggung jawab manajer atas pengendalian internal telah dibuat secara eksplisit. Laporan perusahaan public saat ini mencakup :
- Lingkungan pengendalian mengacu pada faktor-faktor umum yang menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawan terhadap pengendalian. Faktor-faktor ini meliputi integritas, nilai-nilai etika, serta filosofi dan gaya operasi manajemen.
- Penentuan resiko adalah identifikasi dan analisis risiko yang mengganggu pencapaian sasaran pengendalian internal
- Aktifitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menghadapi resiko. Aktivitas pengendalian meliputi penelaahan kinerja, pemisahan tugas, pengendalian aplikasi, dan pengendalian umum.
- informasi dan komunikasi. Sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan prosedur (otomatis dan manual) dan record yang dibuat untuk memuali, mencatat, memproses dan melaporkan kejadian pada proses entitas.
- pengawasan. manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian organisasi berfungsi sebagaimana dimaksudkan.
Sasaran
pengendalian internal
Sasaran
pelaksanaan. Pada siklus pendapatan, pelaksanaan mengacu pada penyerahan barang
atau jasa serta penerimaan dan penanganan kas. Selanjutnya pelaksanaan mencakup
aktivitas dimana perusahaan mengeluarkan persediaan dan atau menggunakan sumebr
daya lainnya misalnya tenaga kerja dan peralatan.
- Sasaran sistem informasi. Sasaran ini memfokuskan pada pencatatan, pembaruan, dan pelaporan informasi akuntansi. Data kejadian harus dicatat dengan tepat pada dokumen sumber dan dalam file transaksi.
- Sasaran perlindungan aset. Fokus utama kita adalah pada sasaran pelaksanaan dan sistem informasi. Sasaran ini sesuai untuk teks ini karena relavan dengan fungsi sistem informasi akuntansi dan konsisten dengan fokus kita pada kejadian dan proses
- Sasaran kinerja. Dadaran ini memfokuskan pada pencapaian kinerja yang memuaskan dari organisasi, orang, departemen, barang, atau jasa. Meskipun sasaran ini tercapai, sasaran kinerja bisa saja tidak tercapai. Contoh nya pesanan pengiriman dan pengihan mungkin dilakukan dengan tepat, tetapi target penjualan mungkin tidak tercapai.
Penentuan
risiko
Dalam
menidentifikasikan risiko dan pengendalian dalam proses bisnis kita harus
menentukan terlebihdahulu jenis sasaran kemudian deskripsi sasaran.
Penentuan
risiko pelaksanaan: Siklus pendapatan
Bagian
ini memberikan pedoman untuk menidentifikasikan risiko pelaksanaan pada
siklus pendapatan. Risiko pelaksanaan
mencakup risiko tidak tepatnya pelaksanaan transaksi.
Risiko
pelaksanaan yang umum untuk dua transaksi siklus pendapatan adalah sebagai
berikut:
- Penyerahan barang dan jasa:
- Diperbolehkannya penjualan atau layanan jasa yang tidak terotorisasi.
- Penjualan atau layanan jasa yang terotorisasi tidak terjadi, terlambat atau digandakan tanpa disengaja.
- Jenis barang atau jasa salah.
- Kuantitas atau kualitas salah.
- Pelanggan atau alamat salah.
Kas
tidak diterima atau terlambat diterima.
Jumlah
kas yang diterima salah.
Lima
langkah yang bermanfaat dalam pemahaman dan penentuan risiko pelaksanaan:
Langkah1:
Dapatkan pemahaman mengenai proses organisasi.
Langkah2:
Identifikasikan barang atau jasa yang diberikan dan kas yang diterima yang
tergolong berisiko.
Langkah3:
Nyatakan kembali setiap risiko umum untuk menjelaskan risiko pelaksanaan dengan
lebih tepat untuk proses tertentu yang dipelajari.
Langkah4:
Beri penilaian terhadap signifikansi risiko-risiko yang tersisa.
Langkah5:
Untuk risiko yang signifikan, identifikasi kan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap resiko.
Penetuan
risiko pelaksanaan: Siklus pemerolehan
Dibagian
sebelumnya dijelaskan pedoman untuk menilai risiko pelaksanaan pada siklus
pendapatan, sedangkan bagian ini akan menjelskan risiko pelaksanaan pada siklus
pemerolehan.
Berikut
adalah langkah-langkah proses penggajian untuk menidentifikasikan risko nya:
Langkah1:
Dapatkan pemahaman mengenai proses organisasi.
Langkah2:
Identifikasikan barang atau jasa yang disediakan dan kas yang diterima yang
tergolong berisiko.
Langkah3:
Nyatakan kembali setiap risko yang bersifat umum untuk menjelaskan risiko pelaksanaan
dengan lebih tepat untuk proses tertentu yang dipelajari. Keluarkan setiap
risiko yang tidak relevan atau jelas-jelas tidak material.
Langkah4:
Berikan penilaian atas signifikansi risiko-risiko yang tersisa.
Langkah5:
Untuk risiko yang signifikan, identifikasikan faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap risiko.
Penelitian
risiko sistem informasi
Karena
sistem informasi mencatat transaksi perusahaan, sistem informasi tidak lepas
dari risiko pelaksanaan. Bagian ini menstrukturkan risiko sistem informasi
menjadi dua kategori yaitu: pencatatan risiko dan pembaruan risiko.
Mengidentifikasikan
risiko dan pengendalian proses bisnis dalam proses penggajian:
Kejadian
1: Memberikan penuggasan
Kejadian
2: Melakukan tugas yang diberikan
Kejadian
3: Mencatat waktu datang
Kejadian
4: Mencatat waktu pulang
Kejadian
5: Menyiapkan gaji
Kejadian
6: Menyetujui gaji
Kejadian
7: Mencetak cek gaji
Kejadian
8: Menandatangani cek
Kejadian
9: Mendistribusikan cek gaji
Pencatatan
risiko
Pencatatan
risiko menyatakan risiko yang tidak tangkap informasi kejadian secara akurat
dalam sistem informasi organisasi. Sebagai contoh jika catatan penjualan
memiliki identifikasi pelanggan yang salah, pelanggan yang sebenarnya tidak
mendapat tagihan, dan perusahaan mungkin tidak dibayar atas penjualan tersebut.
Pada siklis pemerolehan, pencatatan kesalahan dapat mengakibatkan kelebihan
pembayaran atau kehilangan kredit karena gagal bayar.
Memperbarui
risiko
Pembaruan
risiko adalah risiko bahwa field ringkasan dalam catatan induk tidak diperbarui
dengan tepat. Memperbarui kesalahan bisa jadi sangat mahal, misalnya pesanan
bisa ditolak karena jumlah persediaan dilaporkan sudah habis, padahal
persediaan sebenarnya masih ada.
Bagian
ini menjelaskan bagaimana mengidentifikasikan serta mendokumentasikan
pencatatan dan memperbarui risiko serta secara sistematis pada SIA.
3 langkah bermanfaat dalam mengidentifikasikan risiko-risiko pencatatan :
- Langkah1 dapatkan pemahaman mengenai proses yang dipelajari.
- Langkah2 tinjaulah kejadian tersebut dan identifikasikanlah kejadia-kejadian diamana data dicatat didokumen sumber atau pada file transaksi.
- Langkah3 untuk setiap kejadian dimana data dicatat didokumen sumber atau record transaction, perhatikan risiko pencatatan yang bersifat umum sebelumnya.
Pencatatan
dan pembaruan sistem buku besar
Beberapa
kejadian memiliki signifikansi akuntansi keuangan secara langsung, sedangkan
beberapa lainnya tidak. Kejadian yang memerlukan pembaruan terhadap akun-akun
buku besar. Ini diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian seperti itu pada
saat terjadinya dengan suatu cara yang memfasilitasi pembaruan selanjutnya yang
diperlukan terhadap buku besar. Field akun buku besar dapat ditambahkan pada
file transaksi dan file induk.
Risiko
dalam mencatat dan memperbarui informasi pada sistem buku besar
Salah
satu risiko adalah bahwa akun buku besar salah dicatat dan bahwa jumlah debit
atau kredit salah. Juga terdapat risiko bahwa record induk buku besar mungkin
tidak diperbarui sama sekali, terlambat diperbarui atau diperbarui dua kali.
Selain itu, record induk buku besar yang salah dapat telah diperbarui dan
proses memperbarui mengandung kesalahan yang mengakibatkan kesalahan
memperbarui saldo.
Risiko
pengendalian
Setelah
risiko kerugian atau kesalahan yang signifikan telah diidentifikasi, evaluator
harus memerhatikan cara-cara untuk mengendalikan risiko. Dibanyak kasus, perusahaan
meminta bantuan akuntan, auditor eksternal, atau auditor internal untk
mengevaluasi pengendalian dan meminta pendapat pengendalian tambahan jika
diperlukan.
Aktivitas
pengendalian
Dibagian
ini akan dibahas komponen ketiga pengendalian internal yaitu aktivitas
pengendalian secara lebih mendalam.
Aktivitas
pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi
untuk menghadapi risiko dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Aktivitas ini
bisa dibuat manual atau otomatis dan bisa diterapkan diberbagai tingkat didalam
organisasi. Terdapat empat jenis pengendalian yaitu pengendalian arus kerja,
pengendalian input, pengendalian umum dan penelahaan kinerja.
Pengendalian
arus kerja
1.Pemisah
tugas
Pemisahan
tugas antaragen internal merupakan konsep ini dalam mendesain aktivitas
pengendalian internal. Biasanya agar kecurangan terjadi ketika karyawan
memerlukan akses keaset maupun kemampuan untuk menyembunyikan kecurangan dalam
record organisasi. Misalnya kasir dapat mengambil kas dan menyembunyikan nya
dengan membuang nota penjualan. Untuk mencegah masalah seperti ini, organisasi
dapat mengupayakan pemisahan otorisasi kejadian, pelaksanaan kejadian,
pencatatan data kejadian dan pengamanan sumber daya yang berhubungan dengan
kejadian.
2.Penggunaan
informasi mengenai kerjadian sebelumnya untuk mengendalikan aktivitas
Informasi
mengenai kejadian sebelumnya dapat berasal dari dokumen atau record komputer.
Pertama kita bahas informmasi dari dokumen.
-Informasi dari dokumen: nota penjualan yang disiapkan selama kejadian
“menerima pesanan” digunakan untuk mengotorisasikan kejadian “menyiapkan
makanan”. Sebagai contoh meskipun karyawan yang sama menerima pesanan dan
memasak makanan, informasi dari pesanan tersebut akan membantu mengendalikan kesalahan
pada kejadian memasak.
-Informasi
file komputer: kita telahmelihat bahwa seseorang dapat menggunakan dokumen dari
kejadian terdahulu untuk mengendalikan kejadian berikutnya. Contoh nya yaitu,
data ringkasan file induk bisa diperiksa untuk mengotorisasi kejadian misalnya
ketika penumpang membeli tiket, jumlah kursi dapat diperbarui difile induk
penerbangan. Contoh lain record transaksi juga bisa membantu mengendalikan
kejadian. Seseorang karyawan bisa memeriksa record pembelian dan penerimaan dikomputer
untuk menyetujui faktur pembayaran.
3.Ururtan
kejadian yang diharuskan
Dibanyak
kasus, organisasi memiliki kebijakan yang mengharuskan suatu proses untuk
mengikuti urutan tertentu. Misalnya seorang dokter mungkin mengharuskan
pengumpulan informasi asuransi sebelum memeriksa pasien. Informasi ini
mengurangi risiko tidak mendapatkan penggantian biaya atas jasa nya.
4.Menindaklanjuti
kejadian
Organisasi
harus memiliki cara otomatis atau manual untuk menelaah transaksi yang belum
disimpulkan. Berikut ini beberapa contoh kejadian yang mungkin memerlukan
tindak lanjut:
- Pesanan pelanggan yang belum dipenuhi
- Faktur penjualan yang sudah jatuh tempo
- Permintaan yang menunggu untuk disetujui
- Jasa yang disediakan tetapi belum selesai (misalnya, pekerjaan, percetakan, pekerjaan, perbaiakan, dan audit)
5.Dokumen
bernomor urut
Memberi
nomor urut pada dokumen memberikan peluang untuk mengendalikan kejadian.
Dokumen bernomor urut dibuat selama satu kejadian dipertanggung jawabkan
dikeajdian berikutnya. Memeriksa urutan dokumen bernomor dapat membantu
memastikan bahwa seluruh kejadian dilaksanankan dan dicatat dengan tepat.
6.Pencatatan
agen internal yang bertanggung jawab atas kejadian dalam suatu proses
Agen
internal ditunjuk sebagai penanggung jawab sebagian besar kejadian. Misalnya
pelayan bertanggung jawab untuk menerima pesanan pelanggan dan memberi harga
pada nota penjualan. Staf dapur bertanggung jawab untuk memasak dengan benar
dan tepat waktu, dan kasir bertanggung jawab untuk menerima jumlah kas yang benar.
7.Pembatasan
akses ke aset dan informasi
Cara
penting untuk memproteksi aset, sperti kas, persediaan, peralatan dan data
adalah membatasi akese hanya untuk karyawan yang memerlukannya untuk
mengerjakan tugas yagn diberikan. Untuk membatasi akses kepadanya, aset fisik
disimpan dilokasi yang aman. Misalnya gudang hanya terbuka untuk karyawan yang
mengambil, mengirim dan menerima brang.
8.Rekonsiliasi
catatan dengan bukti fisik aset
Aktivitas
rekonsiliasi digunakan oleh organisasi untuk memastikan bahwa kejadian dan data
file induk yang tercatat sesuai dengan aset yang sebenarnya. Rekonsiliasi
berbeda dengan penggunaan dokumen untuk mengendalikan kejadian dalam dua cara
penting:
-Rekonsiliasi
lebih umum dari pada pemerikasaan sederhana atau perbandingan dokumen yang
menunjukan kejadian-kejadian individu. Rekonsiliasi biasanua mencakup data
mengenai banyak kejadian.
-Rekonsiliasi
terjadi setelah kejadian dilaksanakan dan dicatat. Sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya, dokumen digunakan untuk memulai kejadian.
Penelaahan
kinerja
Penelaahan
kinerja mengukur kinerja dengan membandingkan data aktual dengan anggaran,
proyeksi atau data periode lalu. Penelaahan kinerja meliputi analisis data
(kemungkinan dari banyak periode), indentifikasi masalah, dan pengambilan
tindakan perbaikan.
Record
induk dan penelaahan kinerja. Penelahaan kinerja dan aktivitas pemeliharaan
file saling berkaitan dalam dua cara. Pertama, angka-angka standar dan anggaran
(data acuan) biasanya dicatat selama aktivitas pemeliharaan file di record
induk. Kedua, data ringkasann yang disimpan direcord induk sering kali
digunakan untuk menerapkan tindakan perbaikan.
Sebagai
contoh, akun penjualan yang dicatat difile buku besar dapat mencakup 12 field
untuk anggaran penjualan satu bulan.
Field
ringkasan direcord induk juga dapat membantu dalam menelaah kinerja. Misalnya
kita dapat menyimpan informasi mengenai retur pembelian pada record setiap
pemasok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar