Kamis, 24 Juli 2014

faktor yang menyebabkan bank-bank syariah kurang diminati umat Islam

Menurut saya ada beberapa hal yang menyebabkan bank-bank syariah kurang diminati umat Islam diantaranya :

yang pertama Adanya perbedaan pandangan tentang bunga bank konvensional,
Bagi masyarakat yang pragmatis, tentu akan selalu mempertimbangkan untung dan ruginya kalau bergabung dengan bank syariah karena didalam bank syariah menetapkan sistem bagi hasil.

yang kedua Kurang dapat bersaingnya produk-produk bank syariah dengan bank konvensional , sehingga menyebabkan masyarakat muslim yang berpikir pragmatis tidak mau berpaling ke bank syaraiah.

yang ketiga    Kurangnya sosialisasi  khusus yang ditujukan kepada mereka yang mempunyai pandangan berbeda, baik dari kalangan ulama dan kiai maupun kelompok intelektual muslim.

Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Menurut Pendapat saya Bank Syariah tentu saja berbeda dengan bank konvensional.Dalam konteks etika dalam praktik perbankannya, bank konvensional tidak didirikan untuk membantu kreditur tetapi mencari untung dari kreditur. Di pihak lainya, Bank Syariah didirikan untuk membantu kreditur dengan memberikan sistem bagi hasil dan, bukan hanya bagi hasil, tetapi juga berbagi kerugian bila bisnis yang dimodali tidak berbuah untung. Sekarang, apakah bank konvensional berani menangung beban bisnis krediturnya?
Poin kedua, tentang riba. Apakah Anda tahu apa arti riba itu ? Dalam definisi saya yang sudah saya pelajari beberapa tahun, riba adalah penambahan keuntungan yang menguntungkan satu pihak tetapi memberatkan pihak lainya tanpa adanya keikhlasan dalam perjanjian dari semua pihak. Dalam definisi saya ini, jelas bank konvensional adalah pemungut riba karena bunga bank sangat tinggi dan tingkat bunga hanya di tentukan pihak bank. Bersebrangan dengan itu, Bank Syariah memberlakukan sistem bagi hasil karena kedua pihak dapat menentukan seberapa banyak bagian yang di ambil atau ditanggung oleh kedua pihak.

KLIRING BANK YANG TIDAK SEHAT


Suatu bank yang ingin melakukan setoran kliring terhadap bank lain haruslah  memiliki tingkat kesehatan bank yang baik, dikatakan begitu karena untuk melakukan setoran kliring terhadap bank lain bank yang sebagai sumber atau penyetor harus memiliki tingkat kesehatan yang baik seperti memiliki dana yang cukup di bank tersebut. 
 
Hal yang di timbulkan dari kliring bank yang tidak sehat tersebut  adalah contoh ada kasus di mana pihak penerima kliring sudah menerima warkat dalam bentuk cek, namun pada saat akan dicairkan di bank ternyata cek tersebut tidak dapat dicairkan karena isinya kosong atau tidak ada dananya. Tentunya sangat merugikan pihak penerima setoran kliring, untuk itu tingkat kesehatan bank sangat berpengaruh terhadap proses kliring itu sendiri yang dapat merugikan baik nasabah yang mengirim atau menerima kliring dan pihak bank yang berkaitan. Untuk itu bisanya bank BI akan memproses bagi bank yang tingkat kesehatanya buruk.

MANFAAT PENGGUNAAN E-BANKING



Manfaat penggunaan E-banking di Indonesia cukuplah penting, kenapa dikatakan penting karena di Indonesia banyak orang-orang yang sibuk bekerja sangat mengandalakan E-banking untuk melakukan transaksi karena dengan E-banking orang-oraang yang cenderung sibuk bekerja dapat melakukan transaksi banking dengan hanya mengakses lewat internet dengan website milik bank yang bersangkutan yang dilengkapi dengan sistem keamanan. Sehingga orang-orang tidak harus mengantri panjang-panjang di bank dan tanpa harus memotong jam kerja anda untuk mengantri di bank, sehingga penggunaan E-banking sangatlah bermanfaat untuk orang-orang yang sibuk bekerja tersebut. 
              
Di samping penggunaan E-banking setiap nasabah harus diberi pembelajaran penggunaan E-banking di mana dijelaskan cara penggunaan E-banking yang benar yang sesuai prosedur bank, agar tidak terjadi kesalah pada saat menggunakan E-banking tersebut. seharusnya pihak bank membuat sebuah buku panduan atau keterangan tentang jenis apa saja E-banking, penjelasan jenis-jenis dan fungsi e-banking, dan penjelasan atau panduan bagaimana cara menggunakanya, dengan begitu mungkin nasabah yang kurang paham bisa lebih memahami cara menggunakan E-banking.

SISTEM KLIRING ANTAR BANK BERBEDA DENGAN WILAYAH YANG BERBEDA


  Hasil yang saya dapatkan di presentase di kelas adalah bahwa ternyata sistem kliring antar bank yang berbeda di Indonesia memiliki beberapa proses, bisa dibilang beberapa proses karena pada saat suatu bank ingin melakukan kliring harus menjalani beberapa tahapan. Contoh kasus kliring antar bank berbeda dengan wilayah yang berbeda juga Pada suatu hari Irsan yang mempunyai tabungan di Bank BRI Jakarta harus mengirimkan sejumlah uang kepada Ibu Novia yang mempunyai rekening di  BPD Papua. Namun Irsan dan Novia mempunyai rekening di bank yang berbeda dan lokasi ke dua bank yang berbeda karena rekening Irsan ada di bank BRI lokasi Jakarta sedangkan rekening Ibu Novia ada di bank lokasi Papua. Akibat perbedaan tersebut, kedua bank yang melakukan kliring harus mencari lokasi bank yang digunakan untuk transit kliring di mana suatu wilayah atau daerah yang harus terdapat kedua bank, baik itu bank BRI dan bank BPD. Berikut gambar yang menunjukan alur proses tersebut:

sebagai contoh ternyata di wilayah makasar terdapat kedua bank yang berbeda tersebut. Di wilayah inilah akan dilakukan proses transaksi kliring atau transit kliring. Tetapi sebelum bank BRI Jakarta tempat di mana Irsan menyimpan uangnya akan mentransfer sejumlah uang ke BRI Makasar dengan Mengurangkan jumlahnya pada di rekening antar kantor dan mengurangkannya juga pada tabungan irsan. Kemudian, BRI makasar akan melakukan sistem kliring antara BRI Makasar dengan BPD Makasar. Jumlah uang yang telah dikirimkan melalui proses kliring akan masuk ke dalam R/K pada BI atas nama bank BPD Makasar, barulah bank BPD Makasar akan mentransfer uang itu ke rekening ibu Novia bank BPD yang berada di wilayah papua